Kamis, 23 Oktober 2014

1000 Kesenian Bantengan Di Kota Batu

Membahas soal “Bangga Indonesia” tidak lepas dari bagaimana kita mengapresiasi apa yang dimiliki oleh Indonesia itu sendiri. Indonesia mempunyai sekitar 300 etnis yang setiap etnis memiliki keragaman seni dan budaya masing-masing. Batik, Angklung, Reog dan masih banyak lainya adalah hasil buah pikiran bangsa yang didalamnya terkandung banyak filosofi hidup bermasyarakat.
Untuk budaya seperti batik, angklung dan reog sepertinya sudah umum kita kenal. Di tulisan kali ini saya akan menceritakan soal kesenian “Bantengan”. Kesenian bantengan sendiri adalah gabungan dari seni beladiri silat dan juga tari-tarian. Menurut berbagai sumber, bantengan sendiri di ciptakan oleh seorang ksatria/patih dari kerajaan kanjuruhan (sekarang Malang Raya). Untuk menggali informasi mengenai kesenian bantegan ini sangat sulit, narasumber saya Mas Agus (Pendekar Bantengan Nuswantara) sampai harus melakukan tapa (semedi) dan bertanya kepada leluhur mengenai asal muasal dari bantengan.
Mas Agus (Rambut Gondrong)
wpid MG 1954 1 Bantengan Nuswantara (Belum Habis)
Seperti namanya, gerak tarian bantengan diambil dari gerakan hewan banteng seperti langkahnya, gelengan kepala dan lain sebagainya. Unsur leluhur adalah yang terpenting dalam kesenian bantengan ini mulai dari awal membuat kepala bantengan sampai dengan saat pertunjukanya. Mas Agus menceritakan, untuk membuat kepala bantengan tidak sembarang orang bisa membuatnya. Bentuk dan ornamen yang ada di kepala bantengan adalah “pesanan” dari leluhur yang di linggihkan di kepala bantengan. Tidak jarang saat membuat kepala bantengan si pembuat di pandu (secara tidak sadar) oleh kekuatan diluar dirinya.
Latihan di Sanggar silat bantengan
wpid IMG 0412 Bantengan Nuswantara (Belum Habis)
Sebelum memulai tari bantengan, para pemain akan mengadakan upacara di punden tempak diadakanya pertunjukanya. Pertunjukan Bantengan sangat jauh dari unsur komersil, untuk mengadakan pertujukan para pemain gotong-royong patungan.Diiringi dengan musik gamelan jawa, pemain bantengan akan menari-nari dengan mengenakan kepala bantengan (saat pertunjukan pemain di bantu leluhur yang di linggih kan didalam kepala bantengan, karena beratnya bisa mencapai 20kg, hampir mustahil pemain bisa menari dengan mengenakan kepala bantengan). Selama pertunjukan kita juga bisa menyaksikan macanan yang mengiringi pemain bantengan. Sanggar kesenian Bantengan sendiri tersebar di Malang Raya, Kediri, Probolinggo dan Pasuruan, setiap daerah juga memiliki ciri khasnya masing-masing.
suasana pertunjukan bantengan
wpid MG 2073 Bantengan Nuswantara (Belum Habis)
wpid MG 20511 Bantengan Nuswantara (Belum Habis)
Selain tulisan diatas, saya bersama teman-teman juga membuat video dokumenter kesenian Bantengan sebagai apresiasi kami atas budaya Indonesia yang kami banggakan. Yang membuat saya semakin bangga, teman-teman NGO dari Kanada dan Amerika juga mengapresiasi bantengan dengan mengcopy video ini untuk dijadikan oleh-oleh.
Bantengan Nuswantara
Semoga kesenian bantengan dapat terus dilestarikan untuk generasi-generasi berikutnya.
“Ayo bersama-sama mengangkat salah satu kesenian ini, yaitu kesenian Bantengan ke permukaan dengan luar biasa. Dengan ikhlas, tidak ada proyek, tidak ada apa-apa” – Mas Agus (Pemimpin Bantengan Nuswantara)
https://blog.djarumbeasiswaplus.org/aswinyoga/2013/10/02/bantengan-nuswantoro/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar